Edisi JUNI 2016
Narasumber :
DPD PPMI Jawa Timur
Purna Prakarya Muda Indonesia (PPMI) sebagai organisasi yang
mewadahi alumni Jambore Pemuda Indonesia (JPI) dan Bhakti Pemuda antar Provinsi
(BPAP) adalah Program Kepemudaan yang diselenggarakan oleh Kementerian
Pemuda Dan Olahraga Republik Indonesia (KEMENPORA RI). Kegiatan ini merupakan kegiatan
tahunan yang mulanya dirintis sejak
tahun 1998 yang di era tahun 1998 tersebut dikenal dengan program Kemah
Kesatuan Pemuda (KKP). Mengapa kini nama kegiatan ini berubah menjadi Jambore
Pemuda Indonesia (JPI) karena perubahan namanya berimplikasi pada muatan
substansi kegiatannya. Misalnya saja Kegiatan JPI BPAP di tahun 2000an ini
bukan sekedar dimaksudkan untuk menyatukan Pemuda-Pemuda se-Nusantara dalam
bentuk perkemahan saja, melainkan juga untuk memberikan peran terhadap pemuda
dalam arti yang lebih luas dengan memanfaatkan media JPI BPAP sebagai media
dimasa yang akan datang sebagai wahana kawah candradimuka untuk mempersiapkan
para calon Pemimpin Masa Depan.
Kegiatan Jambore Pemuda Indonesia selalu dilaksanakan dalam rangka
memperingati Hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober, perwakilan pemuda dan pemuda dari
berbagai provinsi di Indonesia kumpul dalam satu area perkemahan nasional.
Setelah kegiatan Jambore Pemuda Indonesia (JPI) berakhir yang dilaksanakan
selama kurang lebih enam hari, kegiatan selanjutnya untuk peserta JPI adalah
melaksanakan program Bhakti Pemuda antar Provinsi (BPAP) dengan mekanisme
penempatan yang telah ditetapkan oleh pihak Kemenpora RI, selama kurang lebih
28 (dua puluh delapan) hari. Kegiatan selama di daerah penempatan adalah untuk
meningkatkan wawasan kebangsaan, meningkatkan kesadaran dan rasa cinta tanah
air, memahami keanekaragaman seni budaya, memupuk rasa kesatuan dan persatuan
bangsa, serta meningkatkan keterampilan dan melatih kreativitas pemuda menuju kemandirian. Selain itu,
seluruh peserta bukan sekedar dituntut untuk memperkenalkan, berbagi dan
menginspirasi lewat budaya dimana peserta berasal, tapi juga kami dituntut
untuk dapat mengusai budaya-budaya dari lokasi peserta di tempatkan. Disamping
itu mereka juga belajar banyak tentang bagaimana menghargai dan melestarikan
budaya dari Pulau Sumatera sampai Papua. Selama melaksanakan program BPAP ini,
semua peserta berada di homestay (perumahan penduduk) yang telah diberikan
kepercayaan sebagai tempat tinggal peserta.
Kegiatan JPI dan BPAP ini menjadi lumbung agent of change.
Pengalaman selama mengikuti kegiatan JPI dan BPAP adalah bekal mendasar untuk
membangun negeri dari desa sebagai wujud implementasi menjaga keutuhan NKRI.
Sepulang dari kegiatan BPAP seluruh peserta akan bergabung dalam wadah
organisasi Purna Prakarya Muda Indonesia (PPMI) di masing-masing provinsi asal.
Begitupula dengan peserta asal Jawa Timur secara otomatis bergabung pada DPD
PPMI Jawa Timur. DPD PPMI Jawa Timur mempunyai anggota DPC PPMI Kabupaten/Kota,
yang dengan sampai saat ini yang aktif adalah sebanyak 22 DPC PPMI. Rencana
pada tahun 2016 ini akan bertambah keanggotaannya menjadi 28 DPC PPMI
Kabupaten/Kota di Jawa Timur.
Berangkat dari kesadaran bersama untuk membangun negeri melalui
desa, DPD PPMI Jawa Timur, Akhsin Al-Fatah sebagai
Ketua Umum DPD PPMI Jawa Timur Periode 2016 - 2019 (Ketua terpilih hasil Musyawarah Daerah III Purna Prakarya Muda Indonesia di Wisma
Sejahtera Surabaya, 23 – 24 Januari 2016) bersama Indonesian Micro Finnance Association (ABSINDO) dan Merah
Putih Investama, bersepakat untuk membentuk konsorsium yang akan mengawal
lahirnya Desa EMAS (Entrepreneur, Mandiri, Aman dan Sejahtera) di Jawa Timur.
Kelahiran konsorsium ini adalah terobosan DPD PPMI Jawa Timur untuk menjawab
eksistensi pemuda terhadap pembangunan yang dilakukan secara bottom up.
Senin, 18 April 2016 bertempat di Puskopsyah Griya Mapan Sentosa
Sidoarjo, menjadi tonggak awal terbentuknya konsorsium Gerakan Pemuda Desa
Emas. Dihadiri ahli ekonomi syariah Indonesia sekaligus ketua ABSINDO Dr. Aries
Muftie, Ketua Bidang SDM & Pelatihan ABSINDO Djoko Budhi Setyawan, Senior
Advisor MPI Laksmi Mustikaningrat, Ketua Umum DPD PPMI Jawa Timur Akhsin Al
Fata beserta jajaran menyepakati konsep pembangunan Desa Emas dengan mengadopsi
Saemaul Undong, gerakan pembangunan dari desa untuk negeri di Korea Selatan
yang kini diadopsi berbagai negara di dunia.
Konsorsium ini akan segera
take action dengan melakukan Training of Trainer (TOT) bagi pemuda delegasi DPD
PPMI Jawa Timur. Dalam TOT tersebut peserta akan dibekali berbagai pengetahuan
tentang Social Analisys, Capacity Building, Social Corporate dan kebijakan
desa. Dimungkinkan peserta terpilih akan berdiaspora ke Saemaul Undong di Korea
Selatan untuk melengkapi pengetahuan dan pengalaman membangun Desa Emas.
Selanjutnya peserta akan ditempatkan di 5 desa diwilayah Jawa Timur yang sudah
ditetapkan oleh konsorsium. (aka)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar