Hari ini (04/11/’14) Bapak Kepala Dinas Kepemudaan dan
Keolahragaan Provinsi Jawa Timur berkenan menerima peserta Bakti Pemuda Antar
Provinsi (BPAP) Tahun 2014 sebanyak 15 orang pemuda dari 3 (tiga) provinsi yang
akan ditempatkan di daerah tujuan, yaitu Kabupaten Banyuwangi. Peserta BPAP
tersebut berasal dari Sumatera Utara sebanyak 5 orang, Kalimantan Selatan 5 orang,
dan Nusa Tenggara Timur 5 orang. Kelima belas peserta BPAP tersebut diterima di
Ruang Rapat Rudi Hartono Dispora Provinsi Jawa Timur Jl. Kayon No. 56 Surabaya
dan didampingi 5 pemuda Purna Prakarya Muda Indonesia (PPMI) Jawa Timur.
Program Bakti Pemuda Antar Provinsi (BPAP) Tahun 2014 ini
adalah merupakan kelanjutan kegiatan Jambore Pemuda Indonesia (JPI) yang telah
mereka ikuti selama kurang lebih satu minggu, yaitu terhitung mulai tanggal 26
Oktober s/d 02 November 2014 di Pelataran Komplek Candi Prambanan DI.
Yogyakarta. Kedua program kegiatan Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik
Indonesia tersebut adalah merupakan salah satu bentuk penguatan wawasan
kebangsaan pemuda dengan memahami berbagai potensi budaya dan kekayaan alam
sebagai sumber utama pembangunan nasional, sehingga diharapkan berujung
terhadap peningkatan kreativitas pemuda dalam membangun capacity building.
Melalui kegiatan ini, para pemuda diharapkan dapat
mengembangkan dirinya melalui proses interaksi dengan budaya dan kreativitas
lokal yang dikembangkan oleh masyarakat. Melalui proses interaksi, berdialog,
bekerjasama dan ikut memecahkan masalah bersama diantara para pemuda yang
berbeda latar belakang, kelompok, golongan,
suku, agama dan etnis tertentu, diharapkan para pemuda dapat mengembangkan
kearifan untuk dapat menerima perbedaan dan menjadikan sebagai kekuatan bersama
untuk membangun bangsa.
Kepala Dinas Kepemudaan dan Keolahragaan Provinsi Jawa
Timur, Dr. Sugeng Riyono, dalam sambutannya memberikan gambaran luas tentang
kondisi Kabupaten Banyuwangi, tempat lokasi penempatan program BPAP Tahun 2014.
Banyuwangi dipimpin seorang Bupati putra daerah, seorang dokter, dan mantan
anggota Dewan Pertimbangan Rakyat (DPR) RI. Kabupate Banyuwangi adalah sebuah Kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukotanya adalah Banyuwangi. Kabupaten ini terletak di paling ujung Pulau Jawa, berbatasan dengan Kabupaten Situbondo di utara, Selat Bali di timur, Samudra Hindia di selatan serta Kabupaten Jember dan Kabupaten Bondowoso di barat. Pelabuhan Ketapang menghubungkan Pulau Jawa dengan Pelabuhan Gilimanuk di Pulau Bali. Salah satu keunikan Banyuwangi adalah penduduk yang multikultur, dibentuk oleh 3 elemen masyarakat yaitu Jawa Mataraman, Madura, dan Osing. Suku Osing adala penduduk asli Banyuwangi. Sebagai keturunan kerajaan Blambanga, suku Osing mempunyai adat-istiadat, budaya maupun bahasa yang berbeda dari masyarakat Jawa dan Madura. Kabupaten Banyuwangi terkenal dengan tari gandrung yang menjadi maskot Kabupaten ini.
Sejarah berdirinya Banyuwangi tidak bisa dilepaskan dari sejarah kerajaan Blambangan, karena Blambangan merupakan cikal bakal dari Banyuwangi. Blambangan adalah kerajaan yang semasa dengan kerajaan Majapahit bahkan dua abad lebih panjang umurnya. Blmabangan adalah kerajaan yang paling gigih bertahan terhadap serangan Maaram dan VOC serta Blmabangan kerajaan yang paling akhir ditaklukkan penjajah Belanda d Pulau Jawa.
Tokoh sejarah fiksi yang terkenal adalah Putri Sri Tanjung yang dibunuh oleh suaminya di pinggir sungai karena suaminya ragu aka janin dalam rahimnya bukan merupakan anaknya tetapi hasil perselingkuhan ketika dia tinggal menuju medan perang. Karena tuduhan sang suami, sang putri rela mati untuk membuktikan ketidak benaran tuduhan sang suami. Dengan sumpah janjinya kepada sang suami, sang putri berkata : "Jika darah yang mengalir di sungai ini berbau amis, berarti memang janin ini bukananakmu, tetapi jika berbau harun (wangi) maka janin ini adalah anakmu". Maka ketika sang putri meloncat dan tenggelam ke dalam aliran sungai, darah yang mengalir ke dalam air sungai tersebut berbau wangi, maka menyesalah sang suami yang dikenal sebagai Raden Banterang ini dan menamai daerah itu sebagai Banyuwangi. Kabupaten Banyuwangi dijuluki Kota Banteng dikarenakan di Banyuwangi tepatnya di Taman Nasional Alas Purwo terdapat banyak Banten Jawa.
Dr. Sugeng Riyono juga berpesan kepada peserta BPAP dari ketiga provinsi tersebut agar peka dan mau mempelajari secara serius adat istiadat dan kelebihan Kabupaten Banyuwangi, terutama budaya setempat yang memiliki corak yang sangat kental. Juga dapatnya peserta bisa membawa diri dan upaya keinginan beradaptasi dengan lingkungan seitar, sebab daerah tersebut sangat kuat dengan dunia mistik, Kabupaten Banyuwangi adalah daerah agamis, tidak terdapat dan tidak mengenal adanya hiburan malam di cafe-cafe apalagi tarian striptis, sangat jauh dari kehidupan masyarakat di sana.
Daam sambutan penutupnya, beliau juga berpesan agar seluruh peserta mampu menyerap budaya lokal secara baik, pelajari berbagai potensi daerahnya, himpun beragam cirikhas budayanya sebanyak mungkin, dan terakhir beliau menyampaikan selamat jalan, tumbuhkan semangat sampai akhir program BPAP di Kabupaten Banyuwangi, serta kembali dengan tdak membawa masalah negatif, yang justru nantinya berdampak negatif terhadap citra daerah asal peserta.
Dipenghujung acara, perwakilan dari ketiga provinsi menyerahkan cendera mata daerahnya sebagai kenang-kenangan kepada Bapak Kepala Dinas Kepemudaan dan Keolahragaan Provinsi Jawa Timur. Selanjutnya, jadwal acara setelah pertemuan dengan Bapak Kepala Dinas Kepemudaan dan Keolahragaan Provinsi Jawa Timur, seluruh peserta memiliki jadwal yang telah diatur, yaitu program CITY TOUR. Kegiatan City Tour yang akan dperkenalkan kepada peserta BPAP adalah Jembatan SURAMADU, Kebun Binatang Wonokromo, MONKASEL,dan yang terakhir akan menuju ke Lumpur Lapindo di Kabupaten Mojokerto.
Sejarah berdirinya Banyuwangi tidak bisa dilepaskan dari sejarah kerajaan Blambangan, karena Blambangan merupakan cikal bakal dari Banyuwangi. Blambangan adalah kerajaan yang semasa dengan kerajaan Majapahit bahkan dua abad lebih panjang umurnya. Blmabangan adalah kerajaan yang paling gigih bertahan terhadap serangan Maaram dan VOC serta Blmabangan kerajaan yang paling akhir ditaklukkan penjajah Belanda d Pulau Jawa.
Tokoh sejarah fiksi yang terkenal adalah Putri Sri Tanjung yang dibunuh oleh suaminya di pinggir sungai karena suaminya ragu aka janin dalam rahimnya bukan merupakan anaknya tetapi hasil perselingkuhan ketika dia tinggal menuju medan perang. Karena tuduhan sang suami, sang putri rela mati untuk membuktikan ketidak benaran tuduhan sang suami. Dengan sumpah janjinya kepada sang suami, sang putri berkata : "Jika darah yang mengalir di sungai ini berbau amis, berarti memang janin ini bukananakmu, tetapi jika berbau harun (wangi) maka janin ini adalah anakmu". Maka ketika sang putri meloncat dan tenggelam ke dalam aliran sungai, darah yang mengalir ke dalam air sungai tersebut berbau wangi, maka menyesalah sang suami yang dikenal sebagai Raden Banterang ini dan menamai daerah itu sebagai Banyuwangi. Kabupaten Banyuwangi dijuluki Kota Banteng dikarenakan di Banyuwangi tepatnya di Taman Nasional Alas Purwo terdapat banyak Banten Jawa.
Dr. Sugeng Riyono juga berpesan kepada peserta BPAP dari ketiga provinsi tersebut agar peka dan mau mempelajari secara serius adat istiadat dan kelebihan Kabupaten Banyuwangi, terutama budaya setempat yang memiliki corak yang sangat kental. Juga dapatnya peserta bisa membawa diri dan upaya keinginan beradaptasi dengan lingkungan seitar, sebab daerah tersebut sangat kuat dengan dunia mistik, Kabupaten Banyuwangi adalah daerah agamis, tidak terdapat dan tidak mengenal adanya hiburan malam di cafe-cafe apalagi tarian striptis, sangat jauh dari kehidupan masyarakat di sana.
Daam sambutan penutupnya, beliau juga berpesan agar seluruh peserta mampu menyerap budaya lokal secara baik, pelajari berbagai potensi daerahnya, himpun beragam cirikhas budayanya sebanyak mungkin, dan terakhir beliau menyampaikan selamat jalan, tumbuhkan semangat sampai akhir program BPAP di Kabupaten Banyuwangi, serta kembali dengan tdak membawa masalah negatif, yang justru nantinya berdampak negatif terhadap citra daerah asal peserta.
Dipenghujung acara, perwakilan dari ketiga provinsi menyerahkan cendera mata daerahnya sebagai kenang-kenangan kepada Bapak Kepala Dinas Kepemudaan dan Keolahragaan Provinsi Jawa Timur. Selanjutnya, jadwal acara setelah pertemuan dengan Bapak Kepala Dinas Kepemudaan dan Keolahragaan Provinsi Jawa Timur, seluruh peserta memiliki jadwal yang telah diatur, yaitu program CITY TOUR. Kegiatan City Tour yang akan dperkenalkan kepada peserta BPAP adalah Jembatan SURAMADU, Kebun Binatang Wonokromo, MONKASEL,dan yang terakhir akan menuju ke Lumpur Lapindo di Kabupaten Mojokerto.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar